Jakarta Swaranusa7.com-
Sahid Hotel di Jalan Sudirman Jakarta Selatan diadakan diskusi dan pengkaderan sejarah kejadian tahun 98.

Kita mengalami kemunduran.
Bapak-Ibu, untuk reformasi ke-1 ini bagaimana Pak? Yang dulu waktu reformasi Presiden Soeharto itu kemana-mana bisa sukses. Karena pertama mahasiswa dan civil society bersatu, menjadi yang sama, mengevaluasi pemerintahan.
Cara yang berani dan radikal misalnya di masa itu dan dapat dukungan dari banyak pihak juga luar biasa pada.

Jadi karena semangat dan militasi dan ide-idenya yang diterima oleh publik.
98 akan terus melawan sesuatu yang merusak Republik ini. Tapi dari reformasi 98, sejenak kita ada dikehidupan yang nyaman tapi terus belakangannya ke sini, kok ini 98 ini kok nggak ada gergetnya? Ya, sebetulnya sebulan belakang masih tetap konsisten.
Sebagian jadi pengkhianat, tapi saya kira pada waktunya akan digantikan oleh generasi baru.

Mahasiswa nanti pengganti generasi baru dan pada waktunya tdk hanya di Jakarta saja lingkungan generasi yang diadakan pengkaderannya ke semua daerah ada pembentukannya.
Jaringan masyarakat ada di mana-mana.

Jadi di momentum 27 tahun reformasi kita sangat sedih sebetulnya karena upaya pemberantasan korupsi mundur jalan di tempat bahkan indeks korupsi kita juga raportnya masih merah termasuk laporan KPK dan laporan masyarakat yang lain juga tidak ditindak lanjuti dengan serius oleh KPK. Oleh karena itu menurut saya momentum ini mestinya refleksi buat saya buat kita semua termasuk juga buat elit politik bahwa sudah waktunya untuk pemberantasan korupsi sampai ke akar-akarnya jadi Prabowo jangan hanya bilang. Saya akan cari sampai ke antar tika,tapi di depan mata korupsi merajelan.
Wakil PPATK menyebut ada hampir seribu triliun uang rakyat di korupsi. Kemana KPK?
Ya saya kira waktunya Prabowo untuk melakukan itu, tapi kalau tidak ya sama saja sama mertuanya.
Tapi sejauh masih ada kekuasaan yang sama,
ya saya melihat pola kekuasaan kita yang sangat transaksional, itu membuat upaya good government dan good government tidak berjalan. Merit sistem tidak berjalan. Jadi menurut saya memang kita sudah pada episode kerusakan yang sistemik. Maka hanya dengan cara-cara yang cukup berani dan radikal bisa merubah ini.

Maksud saya kalau Prabowo berani untuk mengatasi itu secara radikal, mungkin bisa terjadi perubahan. Tapi sepanjang tidak, ya sama saja, sama saja, sesudahnya.

Kita akan terus bersuara bahwa Republik ini harus diselamatkan dari segala bentuk kekuasaan yang koruptif, oligarkis, dan tidak memanusiakan rakyat.

Saya kira ini pernyataan terbuka saya dan saya kira kita berani berdebat dengan Prabowo dan siapapun untuk persoalan korupsi dan demokrasi.
Ubaidila sebagai penasehat di aktivis 98 mengakhiri wawancara dengan media Swaranusa7.com-

(Swn7.c-/Nur Tanjung)

By Admin7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *