Jakarta, Swaranusa7.com – IKATAN KELUARGA MADURA (IKAMA) DKI menyelenggara Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL) di Hotel Accasia, jalan Kramat Raya Jakarta Pusat Minggu, 25 Agustus 2024.
RAKER IKAMA DKI terselenggara hari ini karena memang tuntutan dari AD-ART menuju Musyawarah Nasional yang akan diselenggarakan nanti 2025.
Haji Ahmad Fauzi sebagai Ketua Umum IKAMA menjelaskan kepada media sebelum diadakan Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musawarah Besar (MUBES), DPW-DPW yang ada di bawah DPP diisyaratkan atau diwajibkan mengadakan Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL) yang beberapa minggu atau beberapa bulan yang lain.
“Yang lalu sudah diselenggarakan oleh DPW IKama Papua, IKAMA DPW Kalimantan Barat, dan giliran hari ini di DPW DKI atau DKJ yang terselenggara pada hari ini tanggal 25 Agustus 2024,”katanya menjelaskan.
“Kebetulan saya selaku ketua Ikatan Keluarga Madura. DPW DKI atau DKJ, penanggung jawab penyelenggaranya, adalah saya dan Alhamdulillah dihadiri oleh 40 ormas di bawah forum dan di luar forum. Forum Lintas Ormas yang diketuai oleh Bapak Wakil WaliKota Jakarta Utara, Alhamdulillah tadi hadir berikut Ormas-ormas di dalamnya yang ada sebanyak 36 ormas,”tukasnya.
“Juga dihadiri oleh Ormas Kemaduraan, yaitu Madas Nusantara(Madura Asli Nusantara). Ada juga dari FK Mabes yaitu Forum Komunikasi Madura Bersatu (FK.MABES) yang membawakan seni pencaksilat, karena memang FK Mabes itu merupakan perkumpulan dari pelestarian kesenian pencaksilat yang selama ini merupakan bagian dari kebanggaan Indonesia di mana pencaksilat atau IPSI-nya itu memang budaya Indonesia asli, terutama Melayunya,” lanjutnya
“Karena Madura itu sebetulnya bukan Jawa, Madura itu lebih dekat dengan Melayu juga lebih dekat dengan Bugis dan teman-teman di Indonesia Timur timbang Jawa. Karena budayanya budaya sarungan, budaya suri yang ajar. Itu kan adanya di Melayu. Sementara kalau Jawa itu kebanyakan bangkong. Maka dari itu, Alhamdulillah hadirin membeludak kurang lebih dari anggota IKATAN KELUARGA MADURA (IKAMA) sendiri”, lanjut Haji Ahmad Fausi
Peserta yang hadir membludak hingga tidak muat, banyak yang ada di luar. Ada kurang lebih 750 anggota IKAMA yang hadir, ditambah kurang lebih 150 dari Ormas-Ormas non Madura.
Ditambah dari anggota FK Mabes kurang lebih 35 orang dan Madas Nusantara kurang lebih 50 orang. Sehingga total yang hadir pada acara hari ini kurang lebih dihadiri oleh seribu orang.
“Terima kasih bagi yang sudah berkenan hadir pada acara Musyawarah RAKERWIL dan dialog kebangsaan kami Ikatan Keluarga Madura DPW Gama, Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang sekarang sudah menjadi DKI,” tuturnya.
“Harapan kedepan IKAMA itu ada di AD-ART-nya, umum nya:
1. Menjaga solidaritas kekompakan warga Madura.
2. Membinah, melindungi, mengarahkan di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
3. Serta tetap menegakkan falsafah Madura yaitu selalu mengikuti atau berbakti kepada Bapak, Ibu Guru, Rato. Yang kalau di bahasa Indonesia kan kita itu harus selalu berbakti kepada kedua orang tua.
Berbakti kepada guru-guru kita yang sudah mencerdaskan kita, mengajar ngaji, mengajar menghitung dan segalanya, juga harus taat atau berbakti kepada pemerintahan yang sah. Hasilnya dari apapun, mau hasil curang atau apa, kalau sudah dilantik, itulah Presiden kita yang sah. Jadi kita tetap harus taat selama lima tahun”. jelasnya lebih lanjut.
“Ya tentunya mengeluarkan pendapat atau kritikan itu boleh saja, tapi tidak boleh menghujat atau apalagi merendahkan karena beliau bagaimanapun adalah simbol negara dan pimpinan kita yang selalu fotonya itu kita gantung. Baik di tempat kantor-kantor, sekolah maupun di tempat-tempat ibadah. Maka dari itu, masbuk guru Rato itu harus tetap dilestarikan.
Budaya Madura itu termasuk bagian dari falsafah budaya Madura tentunya, tujuan utamanya adalah bina, lindung, sejahtera.
Membina, melindungi, dan ikut mensejahterakan. Dengan mengarahkan kepada hal-hal yang baik, mengarahkan kepada usaha-usaha yang baik, yang tentunya kegigihan masyarakat Madura itu, tidak diragukan lagi karena memang 70% dari masyarakat Madura itu merantau.
Di seluruh dunia itu ada orang Madura, apalagi hanya di seluruh Indonesia. Tukang sate itu dari setiap kecamatan, setiap pasar, setiap keramaian, itu pasti ada diseluruh Indonesia. Sekarang disusul nasi bebek Madura,bubur kacang hijau (burjo), nasi bebek keju Madura”, katanya.
Juga sekarang ini ada fenomenal baru, yaitu cappuccino karena 80 persen pedagang es itu adalah orang Madura, pedagang es batu, es kristal” tutup Haji Ahmad Fauzi.
(Swn7.c/NTjg)